Sabtu, 19 September 2015

Sisi Gelap Seorang Lelaki

Aku adalah jejaka yang masih murni alias masih ting-ting sekali, maka apabila jika aku menikah kelak aku harus mendapat seorang gadis yang masih murni pula. Itulah cita-citaku semenjak masih duduk di Sekolah Menengah Umum.

Ketika baru saja aku lulus dari kuliah, aku mendengar kabar kalau temanku yang bernama Agus menikah dengan seorang gadis yang telah hamil duluan dengan lelaki lain. Selang beberapa tahun kemudian tak disangka Agus bermain ke rumahku setelah sekian lama tidak bertemu. Karena penasaran, aku tanyakan kebenaran kabar yang aku terima kepada orangnya langsung yaitu Agus.

"Gus, apa benar kamu menikah dengan seseorang yang telah hamil duluan.?" tanyaku. Kemudian Agus pun menganggukkan kepalanya. Lalu aku berkata lagi pada Agus dengan nada agak menyayangkan. "Gus, kamu itu goblok, ya? Kamu itu pandai, mempunyai wajah lumayan, berbadan tegap kok mau-maunya sih dengan gadis semacam itu.?!"

Mendengar kata-kataku itu, entah kenapa Agus cuma tersenyum padaku sambil mengajak aku untuk bermain ke rumahnya dengan tujuan mengenalkan aku pada istrinya. Tidak lama kemudian setelah basa-basi kami berduanya selesai, maka kami pun dengan mengendarai sepeda motor masing-masing berangkat menuju ke rumahnya Agus.

Setelah sampai di rumahnya Agus, kemudian aku di persilahkan duduk diruang tamu dan tidak lama kemudian Agus pun masuk ke dalam rumah. Selang beberapa menit kemudian Agus pun keluar lagi ke ruang tamu bersamaku. Ketika aku dan Agus berbincang-bincang, aku lihat seorang perempuan membawakan minuman berjalan ke arah kami berdua. Agus lalu berdiri dan sambil tersenyum merangkul perempuan itu dan berkata, "Kenalkan, ini istriku.?"

Lalu aku pun juga ikut berdiri untuk menyambut perkenalan dengan istri temanku itu sambil berkata dalam hati, "Wah, cantiknya minta ampun, nih! Ini sih bukan perempuan, tapi bidadari yang turun dari langit, pikirku. Aduh, duh! Kulitnya bening sekali, kakinya panjang dengan bentuk sempurna, anggota tubuh dibawah lehernya agak besar membulat padat, dan punya nada suara yang...hah, duh, duh, duh.!"

Setelah istri Agus pamit untuk masuk ke dalam rumah, kemudian aku menatap dan tersenyum kepada Agus lagi-lagi sambil berkata dalam hati, "Gus, Gus! Jangankan gadis yang sudah hamil duluan dengan lelaki lain, kalau perempuan seperti istrimu itu, janda sudah beranak pun aku mau untuk menikahinya, meskipun aku masih perjaka murni."

Terkadang jika berurusan dengan seorang perempuan yang kecantikannya diatas rata-rata, sisi gelap dari seorang lelaki baik pun akan muncul ke permukaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar